Rabu, 28 September 2011

Penantian




Dengan harapan yang tak pernah ditemukan
menanti di debar sepi di nyanyian angin
kini tinggal sisa jejak yang tak bertapak
adakah kata lagi untukku
segumpal harapan yang tak terbaca
menghiris luka di hati mewarna merah darah

Akankah penantian ini berakhir
dalam suka dan duka bersama anganku
pertemuan dan perpisahan menjadi penantian
rindu menghayati kalbu dalam setiap waktu
pesona kiata menjadi nyanyian rindu
di sini ku menanti dalam sepi tanpa dirimu
senyum yang engkau ukir di raut wajahmu
menjadi penawar rindu
takala membayang di ingatan

Laraya hati
andai saja ada lagi kesempatan ini
tidak kukesali lagi menanti dalam impian
akan tetapi kau pergi jua
haruskah ini berakhir dari semuanya


By:Shaz
28 May 2010

Usah Kau Tanya




Usah kau tanya pada mentari pagi
bila titisan embun mengering di kelopak mawar
usah kau menanti angin menerpa wajah
melakar senja kala awan kelabu di ufuk timur
usah kau tanya bayang merentang saksi bulan dan bintang
sedang pelangi mewarna langit biru
usah kau membisu tanpa kata
mengenggam rasa keluh kesah
usah kau berbisik di antara angin
hanya ada dingin yang menyapa
usah kau menatap langit
meminjam waktu dalam sadarku
usah kau memuja sinar
bila nanti sirna di makan waktu
usah kau tanya lagi bila nyanyian angin
tiada bersenandung rindu
kala malam berlalu pergi tinggalkan sepi
di hujung rembulan berkabut putih
mengukir janji di pintu langit

Usah kau tanya lagi jika tiada bayang
bermain di lingkaran hati
usah kau ingat bila semuanya sudah tiada
hanya ada suara hati bermain di lingkaran kata
usah kau baca berulang-ulang
delapan kata tiada makna di hati
usah kau pandang jika hilang pedoman
biarlah iman menguh di hati

By: Shaz
5 July 2010
Brunei Darussalam

Dalam Kenangan Mengurai Kata




Satu masa satu rasa tetap terasa
mengalir di setiap rasa
dalam jiwa raga
indah terhias dengan kata
bersulam nada merangkai kata
ada kenangan dalam jiwa
ada kisah tertulis di setiap waktu
berlari bersama waktu
bermadahlah waktu
mengurai kata membias nada berirama
jika hati bertanya
dapatkah kau raih kembali
pada asa selautan kata
di masa yang lalu
berbagi bersama
dalam suka dan duka
tidak terlupakan
walau jarak yang telah menjauh
di ukir dengan waktu
dalam kenangan mengurai kata

By: Shaz
11 June 2010
Brunei Darussalam


Selasa, 27 September 2011

Pengemis Tua





Nenek baju yang kau pakai ini
sudah lusuh koyak
apa nenek tidak tau?
hanya senyum yang terlihat
di wajah orang tua itu
biarpun baju nenek sedemikian rupa
baju nenek hanya ini nak satu-satunya
dengan baju ini juga
dapat menutup tubuh nenek
yang terbakar panas mentari

Nenek tak punya apa-apa nak
peluh membasahi di kulit tubuh
seakan akan menghilangkan rasa duka
yang dalam parut lelahnya

Sayu terpancar di wajah hiba nenek tua
nak nenek hanya pengemis
apa anak tidak merasa malu?
berteman dengan pengemis tua
hanya sehelai baju di tubuh pendaming
wangian di tubuh hanya peluh
tiada wangian floral dan bright apple
tiada kebanggan yang di harapakan

Terasa pilu menyusuk di hati
mendengar ucapan nenek tua
Rambutnya sudah memutih tak terurus
tanda bekas luka di pipi masih memerah

Nenek ambilah baju pemberianku ini
dan ambilah selendangku ini
jika nenek menyukainya
begitu mulianya hatimu nak
bukankah ini pakaian serba mahal?
senyum terukir di bibir manis

Wahai nenek
pakaian itu tidak ada nilainya bagiku
bukankah aku telah mendapatkan kasih sayang nenek
kasih sayang yang sangat berharga bagiku
Kasih sayang dari seorang yang sangat kita
sayangi dan kita cintai


By: Shaz
3 July 2010
Brunei Darussalam







Pulang Dalam Penyesalan




Pulang bersama sesal di hati
saat pesta digembar-gembur
derita menyelimuti rasa di jiwa
andai kutau kan berlaku
tak akan sia-sia berpanjangan

Tinggallah sudah kenangan
meraut di dinding suram
rindu kian mencekam
melangkah dengan sendu
meniti di debar mimpi
menggenggam embun di hujung
mutiara
mengharap sinar berpanjangan

Namun ku tak mampu merubah
kitaran waktu
yang telah di lewati dengan harapan
di dada
ku bersimpuh di dada langit
semoga hari esok akan kembali lagi
dengan sinar


By: Shaz
22 May 2010
Brunei Darussalam


Aku Ingin




Angin membelai lembut
di setiap helai rambutku
dan mencumbu tulang-tulang pipi ini
berbisik rindu di nyanyian angin

Dan aku ingin lewati sepi
yang berlabuh di hati; dengan indah
di setiap hari-hariku

Di debar hati; angin menyapa
ingin ku pinjam sebuah angan
dan ku simpan segunung harapan

Mampukah aku?

Di terik samar sisi mentari
yang aku inginkan
tergoyah di curhan hujan
melakar angan mewarnai
membenam waktu

Dan aku ingin langit bersinar
memayungi sepi memanjang waktu
di antara rapuhnya waktu kian berlari
ketika hasrat di hati mengapai mimpi

By: Shaz
3 June 2010
Brunei Darussalam


Wahai Suara Hati II


Dengarlah hati berbicara
berbagi cerita tak merasa sepi
lupakan luka mengores hati

Pedih dan pilu mainan hati
luka terukir jadi kenangan di hati
semusim berlalu bersama waktu
berlari

Wahai suara hati

Usah merintih bersedih
amarah menjadi raja di hati
kau genggam erat kau lepas kau
terluka
kau sucikan dengan iman di hati
terlepas jua dari jagamu
terlukalah dikau
semuanya kehendak-Nya

Wahai suara hati

Dengarlah hati berbicara
kenapa harus gundah gulana
bila senyum telah kau ukir
tawa bahagia telah kau temukan
di jemari kau rangkai kata
pengubat luka di hati

By: Shaz
12 May 2010
Brunei Darussalam


Wahai Suara Hati

[Suara+hati.jpg]


Diriku bersedih kerana berduka
diam membisu
sunyinya hati
sepinya rindu
hati merintih

Sendirian di sini bertemankan air mata
terhiris luka berkaca
pilu terasa menanti
bila hati diam membisu

Yang tak mampu menemani berlalu pergi
yang mampu menemani diri berduka cita

Teman tertawa
mampu membuat diri tersenyum
mampu membuat hati riang gembira
biarlah suara hati berbicara

Wahai hati
jagalah hati
sucikan hati
jangan nodai hati

By: Shaz
6 May 2010
Brunei Darussalam





Ibu




Ibu
duapuluh dua tahun
hati merindu siang dan malam
bayangan wajah ibu selautan rindu
di merah darah ibu yang mengalir
di urat nadi tubuh ini
meronta kasih ibu

ibu
tanpamu kutak akan lahir ke dunia ini
kau rawat diri ini sembilan bulan dalam rahim ibu
dengan kasih sayang

Ibu
kau tinggalkan diri ini dengan hati yang terluka
begitu hancurnya hati ibu
dengan perpisahan yang tak kau inginkan

Tangisku siang dan malam
menjadi rindu ibu
ibu dengarlah kelohan hati ini
walau hanya dalam bayangan ada wajah ibu
ibu tetap ada di hatiku
tiba suatu saat nanti
kita akan di pertemukan kembali
dengan kasih ibu

By:Shaz
18 May 2010
Brunei Darussalam








Lagu Cinta



Lebih bening
dari air embun menitis
di kedua jemari dalam mega
dalam dingin mengapai subuh
memetik lagu cinta-Nya
di tengah balutan
sayap-sayap patah
dalam kesetiaan
KAU utus lagu cinta
berbunga damai
KAU bisikan di rimba hati
embun pun menitis
bersimpati di halaman
menjelma sebutir cahaya
mengusung lagu cinta
di bawah Cahaya-Mu
dalam kedamaian
luka yang masih segar
ku temukan sebuah wajah
di pusara jiwa dalam cinta-Mu

By:Shaz
7 April 2011
Brunei Darussalam

Surat Rindu Ayah Bonda




Semalam mata bonda berkaca memandang langit
mencari bayang bermain di rona mata mentari
penuh ratap di meja usang menyisa musim
saat sepi tergantung rindu mencari raut wajah
senja iri mendera bait-bait lara nan resah
surat rindu ayah dan bonda
tercurah kasih dan sayang si air mata
bernyanyi hiba menanti tiada dalam pandangan
berharap dapat pengubat rindu di hati

Kini musim silih berganti berbunga rindu
dalam dakapan senja menghampir jendela langit
garis-garis tipis menjangkau hujung usia
esok masihkah ada lagi surat rindu ayah bonda
dalam lipatan waktu tersimpan rapi bermanik mutiara
beriring do'a berharap dalam sisa usianya
memintal waktu selembar angan tergantung
dalam tarikan nafas sang bayu mengisi ruang sukma
di balik pijar mentari daun-daunan meluruh
menanak kasih si air mata ayah dan donda
tak tergantikan dengan kilauan permata
sekilas harapan ayah bonda dalam jaga
tak terlimparkan dalam jutaan impian
berarap kasih si anak tak meluntur melupa
dua hati insan bergelar ayah dan bonda

By: Shaz
1 June 2011
Brunei Darussalam

  AKU DAN MALAM Tak terasa malam mendekap perlahan-lahan dari tangkai kelopak mimpi yang tertinggal setelah lewat tiga musim di rongga usi...